Rabu, 05 Januari 2011

Nabi Daud | Pemuda Pemberani


Salah satu sifah nabi adalah pemberani. Berani melawan kemungkaran, berani menegakkan kebenaran, berani menerima cobaan seberat apapun dan berkorban untuk agama Allah SWT.
Salah satu nabi yang dikenal keberaniannya semenjak kecil adalah Nabi Daud AS. Putra bungsu seorang ayah dari Bani Israil bernama Isya ini terlihat sangat istimewa. Daud kecil penyayang binatang. Domba-domba yang digembalakannya sepertinya juga menyayanginya. Apapun yang diperintahkan Daud dituruti mereka. Tidak jarang, pada saat beristirat, Daud seolah sedang berbicara dengan domba-domba yang digembalakannya, sehingga Daud mengerti kebutuhan domba-dombanya. Daud kecil dan keluarganya bahagia hidup sederhana dengan memelihara domba.


Sayang seribu sayang, kehidupan keluarga Daud berserta orang-orang Bani Israil yang tentram itu tiba-tiba berubah. Pemimpin kaum Bani Israil pada saat itu tidak adil dan berlaku sewenang-wenang terhadap rakyat.
Mereka juga sudah meninggalkan ajaran Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS. Mereka mulai melupakan Allah SWT. Ketika keadaan sudah tidak nyaman, mereka diserang oleh bangsa Palestina. Mereka akhirnya menjadi bangsa yang terjajah. Saat itu ada seorang nabi yang diutus oleh Allah SWT, namanya Samuel.
“Apa kalian ingin hidup seperti dulu lagi? Menjadi bangsa yang merdeka?” tanya Samuel ketika kaum Bani Israil mulai tidak kuat dijajah.
Tentu saja kami siap,” kata salah seorang Bani Israil. “Apa kalian siap kembali ke jalan Allah?” tanya Samuel lagi. “Kalau itu menjadi jalan terbaik, kami siap!” Samuel tersenyum, “Kalau begitu, beri saya kesempatan untuk bermunajat kepada Allah SWT,” jawabnya. Samuel akan minta petunjuk untuk mencari pemimpin kaum Bani Israil.

Beberapa hari kemudian Samuel mendatangi kaum Bani Israil dan menunjuk Talut sebagai pemimpin kaum Bani Israil. Awalnya, Bani Israil tidak setuju karena Talut bukan siapa-siapa, dia hanya orang biasa, bukan bangsawan. “Saudara-saudara,” ujar Samuel menenangkan, “Allah memilih Talut menjadi pemimpin kita karena ilmunya luas dan badannya perkasa. Dia memahami ilmu perang. Kalau tidak percaya, mari kita buktikan sama-sama,” lanjutnya agak panjang. Kaum Bani Israil mengikuti Samuel menuju rumah Talut. Mereka terkejut ketika di rumah sederhana Talut ada sebuah kitab yang biasa disebut Tabut yang lama hilang. “Ini adalah Tabut Nabi Musa dan Nabi Harun,” jelas Samuel. “Di dalamnya ada firman Allah yang menenangkan hati kita. Tabut ini telah diantarkan Malaikat Jibril kepada Talut sebagai tanda, bahwa Talutlah yang di tunjuk Allah untuk tampil menjadi raja kaum Bani Israil.”

Sejak diangkat menjadi pemimpin kaum Bani Israil, Talut sangat gigih mengajarkan strategi perang untuk melawan penjajah. Beliau ternyata memang orang yang sangat bijaksana, disiplin dan amanah menjadi pemimpin. Sebelum mengajarkan strategi perang, Talut terlebih dahulu melatih calon tentaranya untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT, supaya hati mereka selalu dekat dengan Allah SWT. Daud yang sudah mulai menginjak remaja pun bergabung dengan calon tentara Talut. Daud sangat senang karena saat untuk melawan penjajah akhirnya tiba juga.

Hingga, tidak terasa, hari yang di tunggu-tunggu kaum Bani Israil pun datang juga. Seluruh pasukan berbaris dengan gagah berani. Setiap melewati desa, mereka dielu-elukan. Membuat mereka semakin merasa hebat.
Talut menjadi khawatir, mereka tiba-tiba menjadi sombong. Selama perjalanan, Talut terus berdo'a kepada Allah SWT, supaya mereka diberikan jalan yang lurus dan benar. Saat mereka pergi, suasana sangat terik, sehingga membuat tenggorokan mereka kering dan merasakan haus yang luar biasa. Persediaan air minum sampai menipis. Terik itulah yang kemudian menjadi ujian buat mereka. "Di depan ada sungai," kata Talut tiba-tiba. "Sehaus apapun, kita tidak diperbolehkan untuk meminumnya, kecuali satu tegukan. Barang siapa yang melanggar berarti mereka keluar dari pasukan!"

Benar saja, dari jauh terlihat kilauan sungai mengalir. Pasukan Talut yang sangat kehausan melupakan apa yang diperintah Talut.
Di depan ada air!" teriak salah seorang pasukan. Mendengar itu, beberapa tentara berlari dan menanggalkan senjata yang mereka bawa. Mereka langsung terjun dan meminum air sungai yang airnya sangat segar itu sepuasnya. Talut mencoba mencegah dengan mengulangi perintahnya, tetapi tetap saja mereka tidak menghiraukannya.
"Kami haus! Sangat haus!"
"Kami tidak sanggup melanjutkan perjalanan untuk berperang! Kami tidak sanggup!!!"
Talut hanya bisa mengelus dada melihat mereka seseanan minum dan mandi air sungai. Sekarang pasukannya tinggal sebagaian kecil saja. Apa Talut akan melanjutkan perjalanannya?

Di antara pasukan yang tersisa adalah Daud. Dia terlihat sangat gagah dengan ketapel bandringnya. Dia salah satu bala tentara yang diandalkan Talut. Meskipun mereka sekarang tinggal sedikit, tetapi mereka tidak mau melawan pasukan Palestina. Tepat pada saat senja tiba, keberanian pasukan Talut menyerang Palestina terbukti. Pasukan Palestina sangat terkejut melihat kegigihan mereka.
"Ini bisa berbahaya," kata salah satu tentara pasukan Palestina. "Kita harus segera menghadap panglima Jalut."
Jalut adalah pemimpin pasukan Palestina yang terkenal kejam. Senjata andalannya adalah sebuah gada yang amat besar, sebesar badannya.

Setelah mendapat laporan, Jalut akhirnya turun ke medan perang. Badannya yang tinggi menjulang, besar dan berbulu terlihat seperti raksasa yang sedang kelaparan. Gada di tangannya diayunkan kesana-kemari membuat banyak pasukan Bani Israil terbunuh. Melihat hal itu, Talut meminta pasukannya segera mundur.
Pasukan yang tinggal sedikit itu pelan-pelan naik ke atas bukit. Mereka berlindung di balik batu-batua besar.
"Hai kaum Bani Israil! Kalau kalian masih mau melawan, lawanlah aku!" teriak Jalut sangat lantang. Mendengar tantangan itu, Talut segera naik ke atas batu besar dan memberi kesempatan pasukannya untuk menerima tantangan Jalut. "Barang siapa yang berani melawan Jalut, akan aku nikahkan dengan Mikyal!" kata Talut. Mikyal adalah putri Talut yang cantik, baik budi pekertinya dan shalehah.

Seluruh pasukan terdiam mendengar tantangan dari Talut "Ayooo.... siapa yang berani?!" sekali lagi Talut memberikan kesempatan. Tiba-tiba seorang pemuda maju ke depan dan menerima tantangan itu. Seorang pemuda yang hanya membawa sebuah senjata ketapel bandring. "Saya akan menghadapinya," katanya tanpa gentar sedikit pun. Dialah Daud, calon nabi Allah. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, Daud kemudian berdiri di atas batu besar, lantas berteriak lantang, "Hai Jalut! Saya yang akan meladeni tantangan kamu!"
Melihat badan Daud yang tidak seberapa besar, membuat pasukan Palestina tertawa terpingkal-pingkal. Mereka mengejek keberanian Daud.

Ejekan mereka tidak berlangsung lama begitu melihat Daud dengan gesit melompat dari batu ke batu dengan teriakan yang menggetarkan. Kemudian Daud berhenti, tepat di depat Jalut dengan gagahnya. Suasana hening melihat keberanian Daud. WUSSSH! Tiba-tiba Jalut memutar gadanya yang besar seperti angin puting beliung. Daud tidak mau kalah, beliau pun memutar ketapel bandringnya dengan penuh konsentrasi. Daud yang cerdik dan cekatan teringat beberapa kali membunuh serigala dengan ketapel bandringnya. Sekarang beliau akan melakukannya kepada kepada Jalut yang kejam dan sombong.
Benar saja, pada saat yang tepat, batu ketapel bandring Daud melesat sangat cepat. Saking cepatnya, Jalut tidak bisa mengelak. Seperti petir, batu itu menyambar dahi Jalut.

Jalut berteriak sangat keras merasakan sakit yang luar biasa. Gerakannya pun melambat dan akhirnya terhenti. Badan Jalut yang tinggi besar limbung, jatuh ke tanah. Pada saat itu, Malaikat Izrail mencabut nyawanya. Melihat kejadian luar biasa itu, Talut tidak membiarkan pasukannya untuk bersorak-sorai. Sambil berdiri dia berteriak, "Serbuuu!!!".
Dan dengan semangat luar biasa, pasukan Bani Israil turun dari bukit, kembali menyerbu pasukan Palestina. Pasukan Palestina yang sudah kehilangan pemimpin menjadi kehilangan strategi perang. Satu persatu mereka gugur.

Pasukan Bani Israil pun akhirnya memenangi peperangan. Mereka kembali menjadi orang yang merdeka. Mereka sangat berterima kasih sekali dengan keberanian Daud. Calon Nabi Allah yang luar biasa hebat. Hanya dengan ketapel bandring, beliau mampu mengalahkan Jalut, panglima perang yang terkenal kebengisannya. Subhanllah. Maha suci Allah dengan segala kehendaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar