Rabu, 05 Januari 2011

Abdullah bin Mash'ud | Berkepribadian Rasulullah

Perawakannya kurus dan kecil, pengaruhnya hampir tak ada sama sekali, apalagi dari segi kekayaan, karena ia memang seorang yang miskin. Sehari-hari ia hanyalah seorang penggembala kambing milik Uqbah bin Mu'aith. Ketika menginjak dewasa, ia memeluk Islam setelah didatangi oleh Rasulullah dan Abu Bakar. Ia merupakan orang keenam yang masuk Islam. Dengan demikian, ia termasuk golongan pertama yang masuk Islam.


Semula kalau ia melewati para pembesar Quraisy, ia berjingkat sambil menundukkan kepala. Tapi setelah menjadi Muslim, ia tampil secara wajar, bahkan pernah suatu kali ia berani berdiri lalu mengumandangkan Al-Qur'an dengan suaranya yang merdu. Akibatnya, orang-orang kafir mendatangi dan memukulinya. Tetapi Abdullah bin Mash'ud atau disebut dengan Ibnu Mash'ud tetap meneruskan bacaannya hingga batas yang dikehendaki Allah. Setelah muka dan tubuhnya babak belur ia kembali kepada para sahabat. Mereka berkata, "Inilah kami khawatirkan terhadap dirimu."

"Sekarang ini tak ada yang lebih mudah bagiku daripada menghadapi musuh-musuh Allah itu, dan jika tuan-tuan menghendaki saya akan mendatangi mereka lagi dan berbuat hal yang sama esok hari," begitu tanggapan Abdullah bin Mash'ud dengan tegas.

Begitulah perjalanan hidupnya yang memiliki semangat baja, tanpa rasa takut sedikit pun akan risiko Perjuangan. Kelak ia menjadi tokoh terkemuka dalam sejarah Islam.

Kemerduan suaranya dalam mengalunkan Al-Qur'an tak ada duanya. Bahkan pernah Rasulullah minta dibacakan Al-Qur'an.
"Haruskah aku membacakannya kepadamu, ya Rasulullah?" tanyanya pada Nabi.
"Aku ingin mendengarnya dari mulut orang lain," jawab Nabi.
Maka Ibnu Mash'ud pun membacakannya, sehingga Rasulullah tak dapat menahan tangisnya.
Ibnu Mash'ud ternyata tidak hanya pandai membaca Al-Qur'an, di medan perang pun ia terampil menggunakan pedang dan panah. Bahkan dalam Perang Badar, Abu Jahal gugur di tangannya sehingga peperangan dimenangkan umat Islam walaupun jumlah tentara muslim jauh lebih sedikit dibanding tentara kafir. Abdullah bin Mash'ud amat benci hidup santai, "Saya amat benci melihat seorang laki-laki yang mengaggur, tak ada usahanya untuk dunia, dan pula untuk kepentingan akhirat."

Di antara kata-katanya yang bijak adalah, "Sebaik-baik ialah kaya hati, sebaik-baik bekal ialah takwa, seburuk-buruk buta ialah buta hati, sebesar-besar dosa ialah berdusta, sejelek-jelek usaha adalah memungut riba, seburuk-buruk makanan ialah memakan harta anak yatim, siapa yang memaafkan orang akan dimaafkan Allah dan siapa yang mengampuni orang akan diampuni Allah."

Abdullah bin Mash'ud memang memiliki banyak kelebihan, yaitu dalam Al-Qur'an, ilmu fiqih, akhlaq, kesalehan, terampil dalam menggunakan pedang dan panah serta keberaniannya. Karena itu Hudzaifah pernah menceritakan tentang diri Abdullah bin Mash'ud, "Tidak seorang pun saya lihat yang lebih mirip kepada Rasulullah SAW, baik dalam cara hidup, perilaku dan ketenangan jiwanya daripada Ibnu Mash'ud."
(Hadi Fawwaz)

1 komentar: